Minggu, 15 November 2009

hang out

Dua hari ini Ti jalan mulu..., bukan tanpa maksud sih... tapi karena memang ada yang harus dikerjain... hahhh?!! Nggak deng...nggak segitunya, kesannya jadi orang sibuk bangetz.
Kemaren, pulang kerja diajakin nonton ma Dila, ya udah akhirnya jalan... lagi pula mang lagi pengin refreshing. Betenya Ti udah buru2 berangkat langsung pulang kerja coz janjian jam 12.30 eh dia ngaret sampe 1.30 pm. kacau... itu ngaret pa molor..??
Tapi puas banget koq, Qta nonton 2012, very cool! I really interesting that movie. Tuh film bikin Ti merinding, nangis, ketawa, tapi satu hal yang pasti, bikin Ti jadi mengingat kematian. Yup, kematian yang pasti terjadi pada setiap yang bernyawa, hanya tinggal waktunya yang masih misteri. Sejujurnya siapa sih yang bilang udah siap menghadapi kematian? Ti sendiri kalau ditanya pasti jawab belum siap, bukan hanya karena takut terhadap kematian itu sendiri, tapi lebih takut karena mengingat masih banyak dosa2 Ti dan sangat sedikit bekal yang udah Ti siapkan buat menghadap Sang Pencipta, The Creator.
Kalau hari ini Ti pergi lagi, it's cause I must buy a gift for my friend. Her birth day will coming soon...
Capek..., puter2 cari kado, akhirnya Ti beliin jam tangan, uniq dan casual, kayanya cocok buat dia..
Oh ya, Ti juga berdiri seharian baca novelnya Kareen Rose, cool, novel mistery pembunuhan as my favorite. biarpun terpaksa harus loncat2 halaman, biar cepat selesai. secara keseluruhan Ti bisa nangkap koq alur ceritanya...
OOhh jadi mupeng pengen beli banyak buku, but I don't have much money... :-(

Sabtu, 26 September 2009

Memoir of Yoga Muria

Kurang lebih, saat ini 40 hari sudah dia meninggalkan dunia untuk selamanya... Banyak hal yang masih tersisa dari hidupnya yang terus terkenang bagi kami, orang-orang yang menyayanginya, terutama semangat dan perjuangannya.
Mungkin Ti nggak selalu ada di dekatnya, atau menemani hari-harinya, tapi saat kami bersama selalu menjadi saat yang menyenangkan dan penuh tawa. Ti juga agak menyesal karena niat untuk menjenguknya belum terwujud ketika Ti dengar berita duka itu.
Sudahlah, semua telah berlalu dan ia telah tenang di sisiNya untuk selamanya, lepas dari penderitaan dan rasa sakit yang mendera. Penyakit kanker yang telah merenggut hidupnya yang diketahui dideritanya saat berusia 12 tahun. Meski ia selalu tersenyum dan tertawa di hadapan semua orang, meski ia selalu berusaha menyembunyikan sakitnya di balik ketabahan yang begitu besar. Tuhan..., dia masih kecil kala itu, bahkan usianya baru menginjak 14 tahun saat dia menghadapMu, tapi dia telah mengajarkanku tentang semangat, perjuangan, ketabahan dan keikhlasan walau tanpa kata-kata.
Hanya doa yang sanggup kuucapkan, semoga Allah mengampuni segala dosamu dan menerima segala amal ibadahmu. Semoga Allah memberimu sebuah tempat di surgaNya. Amien...

Sabtu, 22 Agustus 2009

Marhaban yaa Ramadhan

Alhamdulillah tahun ini Ti masih bisa bertemu dg Ramadhan lagi. Semoga Ramadhan tahun ini bisa Ti manfaatin buat memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan.
Seperti fase hidup kupu-kupu.

Jumat, 24 Juli 2009

Mencoba ikhlas

Memang ikhlas itu berat banget, makanya iblis pun nggak bisa mengganggu para mukhlisin, insan yang ikhlas.
Ti sedang berusaha untuk ikhlas dan pasrah..., atas segala perasaan dan harapan.
Meskipun berat rasanya..., apalagi bila takdir tak sesuai dengan keinginan hati.
Awalnya..., kukira begitu banyak kesempatan yang telah diberika takdir untukku, mungkin aku yang tak pernah memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Kini hanya penyesalan yang tersisa...
Dulu, awal aku mengenalnya semua berjalan biasa aja. Ketika kami di kelas tiga, nggak disangka, kelasnya berada tak jauh dari kelasku, sehingga aku lebih sering melihatnya bila dia hendak menuju kelasnya. Kupikir takdir pula yang akhirnya menggabungkan kami di kelas khusus tambahan untuk siswa berperingkat 10 terbaik di kelas masing-masing. Padahal aku di kelas 3.6 dan harusnya bergabung dengan kelas 3.6 - 3.10, tapi nyatanya kelasku bergabung dengan kelasnya yang 3.17.
Dulu juga aku berhasil mengetahui no. telpnya, tapi kenapa justru kupakai untuk selalu ngerjain dia? Bahkan ketika akhirnya kami lulus, aku tak pernah menghubunginya lagi karena begitu banyaknya kesibukan di sekolah yang baru. Sampai akhirnya kami loose contact dan baru ketemu lagi setelah lebih dari 10 tahun. Hanya di dunia maya pula. Tentu aja udah banyak yang berubah pada dirinya, begitu pun aku...
Kini, aku hanya bisa berharap takdir memainkan perannya lagi agar bisa mempertemukan aku dengannya di dunia nyata...
Biarlah kunikmati semua ini, bisa melihatnya dari sebuah dunia maya sudah cukup aku syukuri. Sempat mengenalmu adalah sebuah anugerah indah yang pernah ada dalam hidupku.

Sabtu, 18 Juli 2009

Kangennn

Dear friends...,
Hari ini aku buka FB, dan aku masuk lagi ke wall-nya. Sedihnya baca comment kalo dia abis sakit. Nggak tau sih sakit apa, tapi katanya dia lagi bedrest.
Kemarin Ti sempet kirim email buat dia, tapi belom dapat balasan sampe sekarang, padahal udah dari 3 hari lalu. Apa karena sakit itu ya?
Cuma tadi ada Comment lagi yang bilang dia lagi jaga di IGD. Aduhhh, masih aja harus tugas padahal mungkin juga baru sehat.
Sedih karena Ti cuma bisa memperhatikannya dari jauh. Sedih, karena Ti hanya bisa mendoakannya dari kejauhan. Sedih, karena Ti bukan orang yang ada di sampingnya kala dia butuh seorang teman.
Mengapa Ya Alloh..., harus seperti rasa yang kudapatkan. Aku ingin bisa melepasnya, mengikhlaskannya pada takdirMu, namun ternyata untuk ikhlas pun butuh pengorbanan, butuh perjuangan, yang amat sulit.
Jujur, Ti kangen banget ingin melihatnya saat ini. Walau sedetik Ti akan sangat bersyukur. Tapi yah..., Ti akan mencoba untuk pasrah dan mengikhlaskan semuanya padaMu. Apa pun yang akan terjadi kelak pada hidupku.

Rabu, 08 Juli 2009

Feeling like crazy

Beberapa kali sudah, kami saling membalas email lewat FB. Aku senang karena itu berarti tujuan awalku sudah tercapai. Ia masih mau meladeniku dalam setiap email yang kukirimkan, bahkan responsnya cukup positif. Aku senang karena akhirnya kami berteman.
Sepertinya, ada kebiasaannya yang belum hilang, ia masih aja irit dalam bicara. Nggak di wall, nggak di email, selalu kata-katanya hanya sebatas yang perlu dikatakannya.
Syukurlah..., akhirnya kondisinya sudah pulih. Meski aku nggak tahu persis apa yang terjadi padanya, tapi setelah kulihat wall yang di sharenya tadi, aku jadi ikut lega. Padahal tulisannya teramat singkat “fresh” yup, just one word, but the meaning is very great for me. Berarti kelelahan yang kemarin dialaminya sudah hilang, dan ia siap dengan segala aktivitasnya lagi.
Entah mengapa, seakan setiap kata darinya ataupun comment dari teman-temannya begitu penting bagiku. Entah mengapa, semua itu justru semakin menumbuhkan kekagumanku pada sikapnya. Padahal semua itu hanya kata-kata sederhana, tetapi untukku setiap comment yang spontanitas itu memberikan gambaran nyata bagaimana ia di mata teman-temannya, juga kata-kata yang ia tuliskan sebagai balasannya.
Ternyata, ia yang kukenal dulu kini benar-benar telah menjadi sosok yang dewasa, tidak hanya dalam penampilannya namun juga pemikirannya...
Semoga ia akan bisa menjadikanku temannya dalam berbagi masalah... insyaallah suatu saat nanti.

Aku sempat bercerita pada salah seorang sahabatku, Piping tentang dia, tentang perasaanku, tentang hatiku dan tentang realita yang ada antara aku dan dirinya. Intinya satu, semua itu membuatku hanya bisa menjadi secret admirernya. Tapi Piping memberiku pencerahan, suatu energi baru untuk melanjutkan harapanku yang mulai tak berani kupikirkan. Sederhana sebenarnya, ia hanya mengutip syair lagu Laskar Pelangi milik Nidji. “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia... so jangan pernah berhenti bermimpi, As!” katanya.
Dari situ aku langsung teringat dengan Tetralogi Laskar Pelangi yang keempat bukunya sudah kulahap habis, tentang kisah Aray yang terus berjuang dan berharap pada Zakia Nurmala meski ia tak pernah direspon, toh pada akhirnya Nurmala bisa yakin dan menerima Aray, tak hanya cintanya tapi keseluruhan diri Aray sebagai suaminya. Begitu pun dengan Ikal yang tak pernah berputus asa dan terus mencari keberadaan Aling, bahkan sampai keliling Eropa dan Afrika. Pada akhirnya toh ia berhasil menemukan Aling setelah perjuangan panjangnya mengarungi lautan dan menghadapi ancaman bajak laut. Bukan di Eropa atau Afrika, tapi di Belitong. Meski akhir kisah Ikal tak seindah Aray, karena tak mendapat restu dari sang ayah.
Ya Allah..., aku berharap bisa mempunyai semangat seperti mereka dalam memperjuangkan cintanya, namun dibalik itu aku benar-benar pasrah kepadMu. Karena aku yakin apa yang Engkau berikan adalah yang terbaik bagiku.

It's My Life

Terkadang aku berpikir, benarkah aku kurang bersyukur? Dalam hidupku hingga saat ini, bisa dibilang aku tak pernah kekurangan, meski juga tak bisa dibilang berlebih. Kini aku pun telah memiliki pekerjaan, yang walaupun jauh dari rumah dan hanya memberikan gaji yang minim, namun aku sudah bekerja. Dan alhamdulillah, dengan penghasilan yang kudapat, aku juga tak pernah kekurangan minimal untuk diriku sendiri. Aku bahkan bisa memberikan sebagiannya untuk biaya kuliah adikku. Jujur aku sangat bersyukur atas kelapangan tersebut, menurutku rasa syukur akan membuat hidup menjadi lebih ringan dan terasa lapang.
Bila aku membandingkan diriku dengan orang-orang yang berada di atasku, dengan karier pekerjaan yang bagus, meningkat dan mapan mungkin keadaanku terasa sangat jauh dan menyedihkan. Namun bila kusadari dan kurenungkan bagaimana kehidupan orang lain yang jauh lebih sengsara dariku atau orang-orang yang masih juga menganggur karena satu dan lain hal, tentu saja keadaanku menjadi sedikit lebih beruntung.
Tapi bukan berarti aku bisa berpuas diri begitu saja. Aku termasuk orang yang punya ambisi dan mimpi, dan aku akan berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpiku. Aku jadi teringat penggalan dialog dari Arai dan Ikal pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, di sana tertulis 'Orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu. Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati.' Kalimat itu seakan memberikan pelita saat aku tersesat dalam gulita keputusasaan, sehingga aku mendapat energi baru untuk kembali menemukan semangatku dan berjuang. Meski aku yakin jalan yang kulalui tak kan mudah, terlebih aku harus bisa melawan kemalasan yang terkadang mendominasi diriku.
Bukankah kesuksesan itu juga sangat dipengaruhi oleh pikiran positif yang kita kembangkan dalam pikiran kita? Jadi aku harus selalu optimis dan terus berjuang demi mewujudkan mimpi-mimpi dan harapanku. Satu lagi quote yang kudapat dari sahabatku, “Tidak ada sesuatu yang mudah di dunia, kecuali dengan semangat, strategi, dan doalah yang dapat memudahkannya.”

Jumat, 03 Juli 2009

sadarkan aku, dia bukan milikku

Kucoba untuk kembali mendekatinya, paling tidak aku mencoba untuk bisa menjadi temannya, teman yang diingatnya dan teman yang dilibatkannya untuk share berbagai masalah. Bagiku, untuk saat ini hal itu sudah cukup.
Jujur, semua ini sebenarnya berat kulakukan. Bukan karena aku tidak tulus, tapi aku tak terbiasa seperti ini. Apalagi yang kutahu dia orang yang cukup pasif, hanya menjawab sebatas apa yang ditanyakan kepadanya.
A hard effort must I do. Beberapa hari yang lalu, aku mencoba mengirimkan short email untuknya. Entahlah, aku berharap dia membaca dan membalasnya. Please reply my massage... Tapi kalau tidak, aku pun harus ikhlas, aku harus siap menghadapi apa pun yang akan kuterima.
Ketika aku membuka FB lagi tak ada balasan darinya. Agak kecewa, tapi aku tetap berpikiran positif, mungkin dia belum sempat membaca pesanku.
Akhirnya, aku mulai mengumpulkan kekuatanku untuk mengembalikan kendali pikiran pada logika dan realita. Aku pasrah dan sedikit berbesar hati melihat realita dan tipisnya kemungkinan yang ada, aku mulai berusaha menepis rasa ini.
Lalu beberapa hari kemudian kubuka Fbku lagi, ternyata ada 1 pesan di inboxku. Deg-degan, jantungku berpacu lebih cepat, aku menahan nafasku sesaat dan..., lucky me... ternyata dia membalas emailku. Dia minta maaf karena belakangan ini jarang OL akibat kesibukan koass-nya. Dia juga menanyakan kabar dan kesibukan Ti sekarang. Dan yang paling buat Ti senang saat dia bilang, keep in touch ya...
Sesederhana itu..., tapi buatku itu lebih dari biasa. Entahlah, tapi kesenangan yang kurasa saat menerima balasan pesannya bisa dibilang begitu meluap-luap, lebai deh...

Sadarkan aku Tuhan..., dia bukan milikku.
Biarkan waktu... waktu hapus aku...


Mungkin waktu telah mengubahnya dari dia yang kukenal dulu. Aku mencoba untuk meyakinkan diriku agar berhenti mengharapkan sesuatu yang sulit teraih. Memang tak mudah, tapi akan kucoba. Meski aku tetap akan menjalin komunikasi dengannya. Sekian lamanya komunikasiku dengannya terputus, dan ketika akhirnya aku berhasil mendapatkannya kembali, tentu aku tak akan membiarkannya menghilang lagi dari duniaku walau saat ini hanya sebatas dunia maya yang menghubungkan kami.
Setelah melihat detail profilnya banyak pertanyaanku yang akhirnya terjawab. Misalnya kenapa ia baru masuk FK di tahun 2004, ternyata karena ia lebih dulu mengambil D3 bahasa Inggris. Aku juga baru tahu kalau ternyata ia memiliki hobi yang sama denganku, membaca dan travelling. Apalagi salah satu buku favoritnya adalah The Da Vinci Codes karyanya Dan Brown yang juga salah satu novel kesukaanku. Senangnya...
Kali pertama aku melihat profilnya, teman Fbnya baru sekitar 160an, tapi kemarin yang kutemukan sudah sekitar 800an, aku terhenyak benarkah? Sebanyak itu? Siapa aja mereka? Apakah ia mengenal semuanya atau mungkin ia mengikuti sebuah group? Itulah pertanyaan yang berkelebat dibenakku, namun aku tak mencari tahunya lebih dalam. Cukuplah kutahu bahwa ia senang menjalin pertemanan di dunia maya.
Kalau banyak cewek yang mengaguminya kurasa wajar, dan kalau dia merasa pantas menjalin hubungan dengan cewek mana aja, itu pun wajar. Dengan wajah yang bisa dibilang tampan, otak jenius, ramah, calon dokter pula, tentu aja hal itu terbilang wajar. Entah mengapa, hal itu justru membuatku jadi minder. Aku menyadari banyak kekurangan pada diriku, aku yang biasa-biasa aja, tanpa ada kelebihan yang istimewa. Sudahlah, aku harus konsisten dengan tujuan awalku meng-add nya untuk kembali menjalin pertemanan dengannya. Aku pun sudah cukup bersyukur karena pernah mengenalnya.

Kamis, 25 Juni 2009

Gara2 Facebook di blokir

Gara-gara keranjingan Facebook, Ti dan temen-temen lainnya di kantor jadi sering ber Facebook ria saat jam istirahat maupun saat jam kerja kalau lagi nggak sibuk, akhirnya server pun mem-blokir akses ke facebook...
Huuu...hu...sedihnya..., sekarang jadi nggak bisa sering-sering berFB deh... abis berarti kan mesti keluar pulsa sendiri or mesti repot-repot dateng ke warnet dulu...
Nyebelin..., padahal temen-temen FBku juga udah banyak, kan ribet juga kalo jarang-jarang disapa ntar pada ngambek lagi...
Udah gitu, jadi terhambat juga kan nyari tahu tentang someone special itu..., coz hanya lewat FB Ti bisa komunikasi ma dia...

Selasa, 16 Juni 2009

facebook oh facebook

Dimana-mana orang rame ngomongin facebook. Kadang banyak juga yang sampe lupa waktu sekedar untuk buka facebook. memang teknologi yang satu ini bikin banyak orang kecanduan.
Ti juga termasuk pengguna FB sih, tapi nggak mau lah kalo sampe dibilang kecanduan, sehari nggak buka FB juga toh nggak akan mati.
Biar pun begitu, banyak juga sih manfaat yang Ti dapat dari situs pertemanan yang lagi booming ini. Salah satunya Ti bisa ketemu lagi sama teman-teman lama Ti yang udah lama loose contact. Meski hanya lewat dunia maya, setidaknya silaturahim yang sempat terputus bisa terajut kembali.
Buat teman-teman yang memang masih sering berhubungan, FB juga jadi salah satu media komunikasi alternatif yang bagus. Apalagi di sini kita juga bisa berkirim foto atau video (kalo lewat HP kan ngirimnya mahal tuh...)
Btw, kemarin Ti juga udah ketemu sama teman-teman SMA yang memang udah lama banget nggak ketemu...
Lebih hebohnya lagi..., Ti berhasil nemuin FBnya someone special di masa lalu Ti. Awalnya sih ga berani nge-add, tapi akhirnya demi mengobati rasa penasaran di add juga... dan seneng banget waktu besoknya dia meng-confirm request Ti...
Ti nggak berharap apa-apa koq darinya, hanya sekedar ingin mengetahui kabarnya saat ini setelah 11 tahun lebih kita loose contact... Jadi lewat FB Ti bisa tahu seperti apa dia sekarang, bagaimana teman-temannya, dan kegiatannya, tentu aja cuma dari apa yang ia tulis dan share. Tapi buat Ti, sekedar bisa melihatnya lagi di dunia maya pun sudah membuat Ti benar-benar merasa senang.

Senin, 15 Juni 2009

Indonesia gagal raih gelar di Singapore Open

Akhirnya Indonesia gagal untuk merebut satu gelar pun dari Super Series Singapore Open 2009, setelah dua wakil Indonesia kalah menghadapi lawan mereka di partai final kemarin. Dua wakil Indonesia yang berlaga adalah Gracia Polly – Krisanda Prameswari dan Markis Kido – Hendra Setiawan.
Pasangan ganda putri Indonesia harus tumbang di tangan pasangan China, Zhao Ting Ting dan Zhang Yu Wen dengan straight set. Meski kalah, namun perlawanan yang diberikan Grace dan Krisanda sangat baik, mereka sudah mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Kejar-mengejar angka pun sempat terjadi dan pasangan China tidak pernah mendapatkan angka dengan mudah.
Berbeda di sektor ganda putra, Markis – Hendra seperti berada pada level anti klimaksnya saat berhadapan dengan pasangan Inggris Nathan Robertson – Anthony Clark. Markis – Hendra lebih sering melakukan kesalahan sehingga dengan mudah dipecundangi lawannya.
Meski sedih dengan kekalahan tim Indonesia, Ti masih menaruh harapan semoga mereka bisa berjaya pada Super Series Indonesian Open 2009 yang akan berlangsung mulai Selasa besok.

Selasa, 09 Juni 2009

Refreshing & Ri'lah

Menatap luasnya laut lepas, dan ombak yang berkejaran di tepi pantai. Menikmati desir semilir angin, dan hamparan pasir putih yang berkilau diterpa terik sinar mentari. Tawa riang orang-orang yang berenang atau sekedar bermain-main air mengalunkan nada-nada tak beraturan yang anehnya justru memperindah harmonisasi simfoni alam. Keindahan lukisan alam dari Sang Pencipta membuatku tak pernah cukup untuk berhenti memandangnya. Aku masih berdiri, menatap keindahan itu, menyerap semua sinyal yang masih bisa kuserap dengan seluruh panca inderaku.
Di tengah hamparan kebesaran Ilahi, sejenak kutundukkan hati, kurenungkan segala nikmat yang telah Kau berikan kepadaku. Subhanallah, betapa agungnya ciptaanMu, betapa sempurnanya karuniaMu. Di sini, aku merasa kecil, kecil sebagai makhlukMu yang paling sempurna sekali pun. Ampuni aku pemberiKu bila seringkali aku mengeluh dan kurang bersyukur atas semua anugerahMu. Maafkan aku PenciptaKu bila sering aku melalaikanMu dalam kesenanganku dan mencariMu di kala aku bersedih.

***

Hari Ahad kemarin, Ti n' friends touring ke Kepulauan Seribu, tepatnya ke P. Untung Jawa. Subhanallah..., alamnya indah banget. Udah gitu untuk mencapainya juga nggak terlalu sulit. Dari pantai Tj. Pasir, hanya perlu 30 menit naik perahu motor. Awalnya agak ngeri juga harus menyeberang Laut Jawa, tetapi jiwa adventure Ti bisa mengalahkan rasa takut Ti jadi akhirnya Ti justru sangat menikmati perjalanan itu. Walaupun tak sedikit gelombang laut mengguncang perahu yang berlayar. Semua pengorbanan itu terbayar lunas saat Ti menginjakkan kaki di dermaga P. Untung Jawa. Pemandangan laut yang disuguhkan pulau itu sungguh memberikan pesona yang luar biasa.
Ditambah kebersamaan yang terjalin, suasana pun menjadi semakin hangat dengan canda tawa yang tercipta.
Laut..., selalu bisa membuatku merasa damai dan tenang. Seolah semua masalah dan gundah hati hanyut tersapu gelombang. Laut membuatku bisa merenungi kebesaran Ilahi dan kesempurnaan ciptanNya. Laut membuatku bisa membuang jauh keangkuhan diri dan bersyukur karena aku masih bisa menikmati semua keindahan ini.

Selasa, 02 Juni 2009

jerit hatiii

Ti lagi sebel....
Pagi ini Ti dapat SMS dari Enchep, sahabat Ti yang tinggal di Pati City, dia bilang kalau dari kemarin dia lagi ada di Jakarta, terus hari ini rencananya mau ke Astra, Cikarang dan nanti malam dia udah balik ke Pati by plane. Truz dia minta maaf karena belum bisa main ke tempat Ti...
Uh, sebel banget..., selalu aja Ti dapat beritanya kalo dia ada di Jakarta, tapi belum pernah sekali pun dia bisa mampir ke tempat Ti.
Tapi ya sudahlah, mau diapain lagi... nyatanya dia memang nggak sempat koq. Lagi pula dia ke Jakarta itu juga untuk urusan kerjaan bukan untuk liburan. Mungkin aja kali lainnya kami akan ketemu lagi.

Oh iya, btw tadi malam Ti mimpi mengenaskan. Masa mimpinya Ti mau jajan tapi uang yang Ti punya kurang, he..he... malu-maluin aja. Pas Ti cerita ke teman, katanya itu tanda-tanda nggak punya duit. He...he.. emang bener tuh, soalnya belom gajian nih... tanggal segini kan lagi kere-kerenya. Tapi kayanya nggak sampe segitunya juga kalleee....

The Kite Runner

The Kite Runner
Khaled Hossaini
Pustaka Mizan
Jakarta, 2008
490 halaman

“Kadang sesuatu yang terjadi dalam satu hari atau bahkan beberapa hari pada hidup kita, bisa mengubah keseluruhan hidup kita.” - Khaled Hossaini.
Sepenggal kalimat tersebut mungkin mewakili jalinan cerita di dalam novel ini. The Kite Runner adalah cerita tentang persahabatan, pengkhianatan, ketakutan, dan penebusan dosa. Cerita bermula dari persahabatan yang indah antara anak majikan dengan anak pembantu, Amir dan Hasan, lantas sebuah pengkhianatan terjadi dikala Amir yang karena ketakutannya meninggalkan Hasan di tengah sebuah bahaya. Rasa bersalah pun menghantui Amir, dan karena rasa takut pula akhirnya Amir memfitnah Hasan hingga ia dan ayahnya harus keluar dari rumahnya.
Setelah terjadi revolusi di Afghanistan, Amir dan ayahnya pun meninggalkan tanah airnya dengan segala harta serta kenangannya untuk mengungsi dan memulai hidup baru di Amerika.
Tahun-tahun berlalu, hingga suatu hari ayah Amir meninggal dunia dan mengungkap sebuah rahasia kelam yang selama hidupnya selalu ditutupi. Rahasia itu pula yang akhirnya membawa Amir kembali ke tanah airnya untuk mencari Hasan dan keluarganya. Dengan dipenuhi rasa bersalah dan sebuah keinginan untuk menebus kesalahannya Amir pun rela mempertaruhkan hidupnya di tengah kancah revolusi Afghan yang masih memanas.
Dikemas secara apik dalam alur masa lalu yang indah mengambil setting di Afghanistan sebelum masa revolusi dengan deskripsi alam dan budaya yang begitu memikat, sangat kontras dengan keadaannya setelah pecahnya revolusi. Jalinan cerita di dalamnya membuat diri sulit untuk menahan rasa penasaran untuk melanjutkan lembar demi lembar kisahnya. Dibangun dengan karakter penokohan yang kuat, terbukti Khaled mampu menarik pembacanya untuk masuk terhanyut ke dalam alur ceritanya. Tak heran bila novel ini telah menjadi best seller internasional dan mendapatkan beberapa penghargaan.

Minggu, 31 Mei 2009

mingguan

Hari Minggu malah ngenet... bukan jalan2 buat refreshing.
Tapi ngenet juga bisa jadi alternatif refreshing, kan jalan2 juga tapi di dunianya Luna Maya eh maksudnya di dunia maya gitu...

Kamis, 28 Mei 2009

lagi sedih

friends..., Ti lagi sedih ney..., abis tadi pagi nonton final Liga Champion eh ternyata yang menang Barca. Padahal kan Ti pendukung MU..., mana kalahnya telak pula, 2 - 0.
Memang sih, Barca permainannya lebih bagus dan dominan. Terbukti kehilangan beberapa pemain inti di lini belakang nggak membuat mereka kebobolan. Justru MU yang nggak bisa mengembangkan permainan, karena lini tengah dikuasai el Barca.
Ya udahlah, memang Messi keren abiez dah....
So Congrats buat Barca!!!

Senin, 25 Mei 2009

How an Ordinary Woman Can Have an Extraordinary Life

How an Ordinary Woman Can Have an Extraordinary Life
Resep Bahagia untuk Kaum Perempuan
Joy Weston
PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2005
212 halaman (21x14)

Buku ini mengupas tentang rahasia untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Di buku ini, Weston menuliskan koleksi kisah nyata yang diolah dengan perenungan dan saran-saran yang berasal dari pengalamannya. Ia menuliskannya dengan cara yang humoris untuk mengubah masalah negatif menjadi solusi positif dan berdampak baik bagi hidup kita.
Sambil memperhatikan bebagai masalah seperti kepercayaan diri, ketakutan, kemarahan, hubungan, citra diri, dan pemenuhan hidup, Weston menunjukkan bahwa intinya bukanlah apa yang Anda miliki, tetapi bagaimana Anda memilih dan mengamati apa yang Anda miliki untuk Anda manfaatkan bagi kesuksesan hidup Anda. Bahwa kualitas hidup Anda ditentukan dan diciptakan oleh pikiran Anda.
Buku ini memberikan motivasi dan inspirasi bagi Anda dalam berjuang meraih hidup yang LUAR BIASA

The Firm

The Firm (Biro Hukum)
John Grisham
PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2001
709 halaman (18x11)

The Firm adalah novel John Grisham yang pertama diterbitkan, meski sebenarnya ini bukan novel pertamanya. Novel ini menceritakan seorang lawyer bernama Mitch McDeere, yang merupakan salah satu lima besar di Harvard Law School. Dengan prestasinya ini, banyak tawaran pekerjaan mengalir dari biro-biro hukum terbaik di Amerika. Dari sekian banyak pilihan, akhirnya ia memilih biro hukum Bendini, Lambert & Locke di Memphis.
Ketika ia memutuskan bekerja di biro hukum tersebut, ia mengira jalan menuju kesuksesan telah terbuka bagi dirinya dan istrinya, Abby. Biro itu membelikan BMW untuknya, membayar semua pinjamannya, dan membantunya membeli rumah serta dekorasinya. Seharusnya ia ingat, tak ada yang gratis di dunia ini.
Belum lama ia bekerja, tiba-tiba seorang agen FBI menemuinya, dan meminta bantuannya untuk menyelidiki biro hukum itu. Mereka mencurigai bahwa biro hukum itu hanyalah kedok dari sekian banyak bisnis ilegal yang dijalani biro hukum itu, seperti peredaran narkoba dan money loundry. Mitch pun terjepit diantara dua pilihan, ia harus membuat keputusan kalau ingin tetap hidup. Namun ia tak pernah menyangka bila keputusan yang diambilnya membawanya pada sebuah bencana...
Sebagai seseorang yang pernah menjalani kehidupan sebagai lawyer, Grisham membuat alur dalam novel ini begitu mengalir. Setiap babnya mampu menarik rasa penasaran untuk terus mengikuti kelanjutan ceritanya. Juga kejutan-kejutan kecilnya yang menegangkan, membuat novel layak untuk dinikmati pencinta novel action. Tak heran jika novel ini mejadi best seller dan telah difilmkan dengan bintang utama Tom Cruise.

reunion with dhie2

Hai friends...,
Kemarin jadi hari Ahad yang menyenangkan buat Ti. Ti ketemu sama Dhian, yang biasanya Ti panggil Dhie2, salah satu sahabat Ti di kampus. Seneng bangetz, coz kami memang udah lama nggak ketemu. Kebetulan kemarin dia lagi di Jakarta, setelah ngantar adiknya yang mau berangkat ke Pangkal Pinang, Kepri. Begitu tau, nggak Ti sia-siakan dunx... meskipun cukup jauh jarak Bekasi-Tebet, Ti sempatkan main ke sana.
Setelah 1 jam perjalanan lebih dari rumah, Ti nyampe juga di Appartment Cassablanca. Tapi bukan disitu dia tinggalnya, melainkan di Jl. Subur Ujung, masih masuk ke dalam dari situ. Berhubung Ti lupa jalan masuknya, Ti urungkan keinginan buat naik bajaj atau ojek ke sana. Alih-alih, Ti telepon dia untuk minta jemput. Ya Tuhan...., yang ada mail box terus. Mana Ti nggak tau no. telepon lain yang bisa Ti hubungin. Untungnya 10 menit berikutnya (sampai dihitungin) no.nya udah aktif lagi. Langsung deh Ti telepon lagi, bilang kalo Ti udah di jalan di samping Appartment Cassablanca. Terus Ti disuruh tunggu sebentar, dan dia langsung menuju ke tempat Ti.
Memang menunggu itu pekerjaan yang paling bikin bete. Nggak tau berapa menit, setiap motor atau mobil yang lewat Ti lihatin terus, masih juga bukan Dhian.
Setelah agak lama, akhirnya sebuah Avanza biru berhenti tepat di depan Ti. Ternyata Dhian sama Mas Iin, Mba Desy dan Hafiz - kakak dan keponakannya Dhian. Begitu masuk mobil, malah diajak ke Istora Senayan dulu katanya mau lihat Bee Science Expo, acara pameran edutainment. Sayang karena tiketnya ada lima.
Sesuai banget sama janji di awal, kami memang nggak berlama-lama di sana. Setelah keliling sebentar, langsung keluar lagi. Habis itu malah nunggu Hafiz yang sibuk main-main. Sekitar jam 12.00 kami pun meninggalkan kawasan Senayan.
Berhubung sudah ada panggilan alam dari perut yang lapar, akhirnya di daerah Pasar Rumput, belok dulu ke warung soto Bogor. Makan siang pakai soto daging, nyam...nyam... enak banget, apalagi kondisi perut lapar dan makannya bareng-bareng, jadi terasa tambah nikmat.
Kira-kira jam 13.30 sampai di rumah. Ngobrol-ngobrol dulu, sama Budhe dan ayahnya Dhie2. Nggak lama, setelah istirahat sebentar, kami jalan lagi. Kali ini sama Budhe. Perginya ke pasar buat beli oleh-oleh. Ternyata hujan deras banget. Untungnya sih nggak basah kuyup, karena kami udah ada di dalam pasar.
Setelah puter-puter dan dapat semua yang mau dibeli, kami pun pulang ketika azan Ashar berkumandang.
Sampai di rumah, Ti ngobrol-ngobrol lagi sama Dhie2. Cerita macam-macamlah, termasuk juga berita seputar teman-teman di Solo. Wah, kayaknya seharian bareng juga belum bisa menuntaskan rasa kangen kami. Sayangnya Dhie2 udah harus balik ke Solo malam harinya. Tadinya Ti mau ngantar dia sekalian ke Stasiun Senen, tapi malah Dhie2 yang khawatir kalau nanti Ti kemalaman di jalan. Akhirnya jam 5.30-an Ti pamit pulang.
Oooh..., perpisahan memang selalu bikin perasaan Ti nggak nyaman. Antara senang udah bisa ketemu dan sedih karena pertemuan itu harus berakhir. Tapi biar bagaimanapun, sekarang kami punya tanggungjawab dan hidup yang berbeda. Ti harus bersiap untuk kembali beraktivitas dengan pekerjaan Ti. Begitu juga Dhie2 dengan pekerjaannya di Klaten.
Ti hanya berharap, biar pun jarak dan waktu telah terbentang diantara kami tak kan menghalangi jalinan persahabatan yang telah lama kami bina. Semoga persahabatan ini untuk selamanya, friendship forever.

Rabu, 20 Mei 2009

taaruf

haiii frends...
Meski awalnya canggung untuk nulis dan berbagi di blog, tapi Ti coba juga. Siapa tau bisa ketularan tenar gara-gara blog kaya Radhitya "kambingjantan", if I'm lucky..
Tapi nggak cuma sekedar ikut-ikutan doang sih..., karena memang sebelumnya Ti biasa nulis semua kegiatan, masalah, kebahagiaan, dan kesedihan Ti di diary Ti. Tapi sekarang nulisnya di blog.
Sering-sering kunjungin blog aku ya..., Ti pastiin deh akan ada posting2 menarik buat kamu simak. Meski tampilannya sekarang masih sederhana, tapi Ti lagi belajar neh buat bikin blog ini jadi menarik...