Kucoba untuk kembali mendekatinya, paling tidak aku mencoba untuk bisa menjadi temannya, teman yang diingatnya dan teman yang dilibatkannya untuk share berbagai masalah. Bagiku, untuk saat ini hal itu sudah cukup.
Jujur, semua ini sebenarnya berat kulakukan. Bukan karena aku tidak tulus, tapi aku tak terbiasa seperti ini. Apalagi yang kutahu dia orang yang cukup pasif, hanya menjawab sebatas apa yang ditanyakan kepadanya.
A hard effort must I do. Beberapa hari yang lalu, aku mencoba mengirimkan short email untuknya. Entahlah, aku berharap dia membaca dan membalasnya. Please reply my massage... Tapi kalau tidak, aku pun harus ikhlas, aku harus siap menghadapi apa pun yang akan kuterima.
Ketika aku membuka FB lagi tak ada balasan darinya. Agak kecewa, tapi aku tetap berpikiran positif, mungkin dia belum sempat membaca pesanku.
Akhirnya, aku mulai mengumpulkan kekuatanku untuk mengembalikan kendali pikiran pada logika dan realita. Aku pasrah dan sedikit berbesar hati melihat realita dan tipisnya kemungkinan yang ada, aku mulai berusaha menepis rasa ini.
Lalu beberapa hari kemudian kubuka Fbku lagi, ternyata ada 1 pesan di inboxku. Deg-degan, jantungku berpacu lebih cepat, aku menahan nafasku sesaat dan..., lucky me... ternyata dia membalas emailku. Dia minta maaf karena belakangan ini jarang OL akibat kesibukan koass-nya. Dia juga menanyakan kabar dan kesibukan Ti sekarang. Dan yang paling buat Ti senang saat dia bilang, keep in touch ya...
Sesederhana itu..., tapi buatku itu lebih dari biasa. Entahlah, tapi kesenangan yang kurasa saat menerima balasan pesannya bisa dibilang begitu meluap-luap, lebai deh...
Sadarkan aku Tuhan..., dia bukan milikku.
Biarkan waktu... waktu hapus aku...
Mungkin waktu telah mengubahnya dari dia yang kukenal dulu. Aku mencoba untuk meyakinkan diriku agar berhenti mengharapkan sesuatu yang sulit teraih. Memang tak mudah, tapi akan kucoba. Meski aku tetap akan menjalin komunikasi dengannya. Sekian lamanya komunikasiku dengannya terputus, dan ketika akhirnya aku berhasil mendapatkannya kembali, tentu aku tak akan membiarkannya menghilang lagi dari duniaku walau saat ini hanya sebatas dunia maya yang menghubungkan kami.
Setelah melihat detail profilnya banyak pertanyaanku yang akhirnya terjawab. Misalnya kenapa ia baru masuk FK di tahun 2004, ternyata karena ia lebih dulu mengambil D3 bahasa Inggris. Aku juga baru tahu kalau ternyata ia memiliki hobi yang sama denganku, membaca dan travelling. Apalagi salah satu buku favoritnya adalah The Da Vinci Codes karyanya Dan Brown yang juga salah satu novel kesukaanku. Senangnya...
Kali pertama aku melihat profilnya, teman Fbnya baru sekitar 160an, tapi kemarin yang kutemukan sudah sekitar 800an, aku terhenyak benarkah? Sebanyak itu? Siapa aja mereka? Apakah ia mengenal semuanya atau mungkin ia mengikuti sebuah group? Itulah pertanyaan yang berkelebat dibenakku, namun aku tak mencari tahunya lebih dalam. Cukuplah kutahu bahwa ia senang menjalin pertemanan di dunia maya.
Kalau banyak cewek yang mengaguminya kurasa wajar, dan kalau dia merasa pantas menjalin hubungan dengan cewek mana aja, itu pun wajar. Dengan wajah yang bisa dibilang tampan, otak jenius, ramah, calon dokter pula, tentu aja hal itu terbilang wajar. Entah mengapa, hal itu justru membuatku jadi minder. Aku menyadari banyak kekurangan pada diriku, aku yang biasa-biasa aja, tanpa ada kelebihan yang istimewa. Sudahlah, aku harus konsisten dengan tujuan awalku meng-add nya untuk kembali menjalin pertemanan dengannya. Aku pun sudah cukup bersyukur karena pernah mengenalnya.
Jumat, 03 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar